Manajemen stasiun televisi, umumnya melibatkan tujuh bidang atau divisi, yakni:
1. Divisi Program
Berperan dalam pengelolaan seluruh program, dari pengadaan materi hingga pengaturan jam tayang. Divisi ini membawahi departemen akuisisi, quality control, penjadwalan, research and development, dan traffic.
2. Divisi Produksi
Berperan dalam pengelolaan produksi program-program hiburan secara in-house, dari musik, talkshow, reality show, hingga sinetron. Divisi ini membawahi departemen kreatif, produksi, dan pendukung teknik, dengan berbagai tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, sutradara, penulis naskah, dan sebagainya.
3. Divisi Pemberitaan
Berperan dalam pengelolaan produksi program-program berita, dari program berita regular, program berita mingguan, talkshow, hingga siaran-siaran olahraga. Divisi ini membawahi departemen peliputan, produksi, program mingguan, penelitian dan pengembangan, dan pendukung teknis, serta sejumlah tenaga-tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, asisten produser, presenter, reporter, kamerawan, penyunting gambar, penata grafis, penata musik, dan pengarah acara.
4. Divisi Teknik
Berperan dalam pengelolaan fasilitas teknik penyiaran, dari perencanaan hingga perawatan seluruh alat teknik. Divisi ini membawahi departemen yang bertanggungjawab atas master control, maintenance, IT, transmisi, dan pendukung teknik.
5. Divisi Pemasaran
Berperan dalam pengelolaan pemasaran slot-slot komersial, dari perencanaan hingga pemasangan iklan di layar kaca. Divisi ini membawahi departemen penjualan, penagihan, dan administrasi pemasaran.
6. Divisi Keuangan
Berperan dalam pengelolaan dan pemeriksaan keuangan perusahaan. Divisi ini membawahi departemen finance, accounting, dan auditing.
7. Divisi HRD dan Legal
Berperan dalam pengelolaan seluruh sumber daya dari seluruh divisi, penyediaan sarana dan tenaga operasional bagi divisi lain, serta penanganan aspek hukum atau legal.
Masing-masing Divisi dipimpin oleh seorang direktur. Dan, setiap departemen di bawahnya dipimpin oleh manajer. Hirarki berikutnya akan memasukkan jabatan koordinator, supervisor, dan chief, hingga staf. Di luar jabatan-jabatan struktural itu, juga dikenal jabatan fungsional yang biasanya terjadi di Divisi Produksi dan Divisi Pemberitaan.
Pada perkembangannya, stasiun televisi juga mencoba memodifikasi organisasi perusahaan, dengan merampingkan jumlah divisi dan menggambungkan dengan divisi lain. Misalnya, Divisi Program yang juga harus menghandle Subdivisi Produksi dan Subdivisi Pemberitaan. Disebut subdivisi, karena berada di bawah divisi namun secara kapasitas melebihi departemen. Tapi untuk divisi-divisi lain tetap berdiri sendiri dan sulit dileburkan ke dalam divisi lain. [syaiful HALIM, Wartawan Ecek-Ecek, 2009]